Posted in bore up dengan kaitan (tags) bore
up, bore
up fu 200cc, Noken
as, porting, satria
FU, scorpio on Agustus 19, 2011 by @n.jr RSG
Head multivalve apalagi suzuki satria fu, yang dibekali
teknologi Double Over Headed Camshaft alias 2 batang
klep diatas kepala silinder, bubungan in terpisah dengan bubungan out,
adalah lompatan besar dalam dunia mesin motor indonesia. Jenjang karir bagi
mekanik yang memahami sistem DOHC, bisa jadi melompat menangani mesin-mesin
mobil.
Belajarnya pun, kita harus bertolak kepada tuner mobil,
salah satu anutan yang dipakai oleh RAT adalah, Bill Sherwood dari Sidney
Australia. Beliau menerangkan bahwasanya head dengan jumlah klep inlet maupun
out ganda , memiliki beberapa keunggulan, dibanding head konvensional.
- Mengurangi beban dan tenaga yang hilang akibat gesekan, utamanya di retainer set atau camshaft follower.Rocker-arm dan perangkatnya adalah kerugian, karena untuk membuka klep, noken as masih harus dimakelari oleh perangkat lain. Bandingkan dengan head satria fu, noken as bekerja mengontrol langsung buka dan tutup klep, tidak ada perantara, minim beban gesek. Artinya bisa kamu lihat , suzuki satria fu dengan mudahnya menarikan jarum tachometer ke belasan ribu RPM. Pernah lihat grand standard seperti itu.
- Kebutuhan pir klep yang lebih lembut. Dengan berat massa klep yang relatif lebih ringan, batang klep fu ber-diameter 4,5 milimeter , dibandingkan megapro berdiameter 5,5 milimeter. Payung klep fu hanya 22 milimeter, dibandingkan megapro 31 milimeter. Berat dari klep ini sendiri adalah kerugian, untuk mengembalikan klep pada kedudukannya, megapro membutuhkan pir klep lebih keras, sedangkan fu cukup dengan pir klep relatif lembut. Kinerja mesin berputar menjadi ringan, akselerasi tidak diragukan lagi = yahud!
- Nafas. Ini ada hubungannya dengan valve curtain area, atau luasan saat klep terbuka, rata-rata multiklep memiliki flow 20 % lebih baik daripada yang klep tunggal. More FLOW = More POWER!
Dasarnya suzuki satria FU memang sudah lumayan kencang,
tapi kalau jiwa dan imaji kalian lebih dari itu.
Jangan jadi banci dengan main tanggung, instalasi
piston scorpio adalah pilihan tepat, kapasitas mesin melonjak menjadi 200 centi
cubic. Kenapa ga stroke up? Dengan tetap mengandalkan langkah standard, kita
masih bisa meneriakkan mesin FU dengan keras di RPM tinggi!! Dasar
argumentasinya ada di teori yang bernama : Piston Speed.
yuk kita hitung, langkah fu 48,8 milimeter dikonversi
dalam inches , menjadi 1,921 , anggap saja kita ingin mesin mampu teriak hingga
12.000 RPM. Maka hasil perkaliannya adalah 3.842 fpm. Mesin modern
biasanya memiliki limit kinerja mesin di kisaran 4,000 fpm. Jadi sadarlah,
12,000 fpm adalah limitasi aman untuk kinerja kruk as dan part-lainnya. Mesin
awet itu berasal dari mekanik yang cerdas dan pemilik motor yang menurut, jadi
ketika keliling Indonesia naik fu bore up – cukup oper gigi di 11,000 RPM lah
paling tinggi, dijamin aman selama seluruh penataan benar.
Untuk balap? Lain lagi, mesin fu bisa dipaksa untuk
teriak hingga 13,000 RPM lebih, apalagi mesin balap drag… hanya saja yang perlu
kita tahu, dalam balap -selesai event mesin kita bongkar dan dievaluasi ulang,
part-part apa yang perlu diganti jadi kelihatan, bukan menunggu rusak dan
jebol.
Porting head adalah penentu utama apakah mesin sanggup
teriak hingga belasan ribu RPM atau tidak. Meningkatkan aliran udara berarti
meningkatkan performa mesin. Tidak semua bagian pada porting diambil oleh pisau
tuner, bagian-bagian tertentu dengan kelokan tidak rata, dan area
yang bumpy menjadi konsentrasi utama.
Pengaturan kompresi saat bore up menjadi kuncian, negosiasi antara
tenaga dan bahan-bakar yang harus dipakai menjadi topik pembicaraan antara
mekanik dan pemilik motor. Untuk dipakai sehari-hari penting untuk menjaga
kompresi tidak terlampau tinggi dari desain pabrikan, untuk menjaga keawetan
spare-part.
Lift noken as sepeti di atas cukup ditinggikan 1
milimeter dari standard, durasi dibuka di kisaran 288 derajat, untuk lebih
memberi banyak tenaga pada mesin. Durasi lebih besar berarti banyak bahan-bakar
masuk ke dalam silinder, hal ini membutuhkan penyesuaian waktu penyalaan busi
lebih maju, maka cdi REXTOR adjustable didaulat untuk
menyelaraskan pembakaran. Pengkabut bahan-bakar dibantu dari moncong keihin
pe28 yang sudah direamer 3 milimeter agar tidak terjadi jelaga dalam transfer
tenaga hingga RPM tinggi. Kampas kopling suzuki RGR dan pir kopling suzuki
smash menjadi andalan penghantar daya anti selip. Knalpot dengan pipa multi
taper menggeser knalpot standard, apa yang bisa dipertahankan mungkin hanyalah
tabung silincer standard, namun dalaman haruslah dimodifikasi ulang untuk
meningkatkan tenaga.
Posted in bore up dengan kaitan (tags) bore
up, piston
Suzuki Smash, Yamaha
Mio on Juli 29,
2011 by @n.jr RSG
Untuk
harian, bore-up nggak perlu beli yang racing-racingan. Asal tenaga
naik, motor lumayan ngibrit dengan modal irit. Bagi, pengguna Yamaha Mio,
silakan tiru cara ini.. Manfaatkan piston Suzuki Smash, naik bore jadi 53,5 mm.
Biaya nggak banyak, tapi tenaga maksimal.
Aslinya kan
bore x stroke Mio = 50 x 57,9 mm. Jadi, secara langsung, mengubah bore jadi
53,5 mm, kapasitas jadi naik lebih dari 120 cc,Tapi, tentu nggak langsung
pasang. Pertama, musti gedein blok dengan bubut liner dulu agar piston 53,5 mm
bisa masuk. Tidak perlu ganti boring, cukup dikorter.
Lalu, bubut
lubang pin 1 mm. Karena, pin setang piston punya Mio kan 15 mm. Sementara,
bawaan piston Smash punyalubang hanya 14 mm. “Jangan lupa minta juga ke tukang
bubut untuk bikin got buat klip atau spi setang piston. Juga jangan lupa untuk
minta agar tinggi piston disesuaikan. Aslinya, di piston Smash jarak dari ring
ketiga ke pantat piston 31 mm. “Nah, papas bagian bawah sampai nyaris rata.
Jarak ke
ring paling bawah jadinya hanya 22,5 mm. Enggak perlu utak-atik kepala piston
atau dome, juga ubah kepala silinder. “Karena diameter dalam squish piston
Smash sekitar 44,7 mm. Nah, di head asli Mio sampai 50 mm. Jadi mendem, deh.
Enggak bakal nabrak
Sekarang
ngomongin biaya? Piston Smash satu set berikut ring cuma di kisaran harga Rp 98
ribuan. Biaya bubut paling nggak sampai Rp 100 ribu. “Yang sudah jadi juga ada.
”Dibanderol Rp 300 ribu.
Bersyukur kita masih bisa bergembira berbagi ceria
dalam memodifikasi mesin motor, kali ini Bore Up menjadi tema utama modifikasi
di RAT pada tahun 2011, motor harian yang standardnya ber-piston kecil, kita
ubah menjadi silinder raksasa, kapasitas membengkak namun tetap minum premium,
irit, awet, kencang, yah semua persyaratan motor standard harus ada lah
Karena kita semakin dipercaya mengerjakan mx kencang,
maka saatnya berbagi, inilah riset kita . . .
Mendongkrak tenaga motor yamaha jupiter mx 135cc itu
sangat menyenangkan dan mudah! Dari basic dasar kruk as yang mengusung langkah
panjang, jarak baut tanam yang berjauhan, radius lubang crankase lebar,
menjadikan urusan mendongkrak mx menjadi kencang itu urusan mudah, tapi ingat —
beda tangan yang menangani pasti beda hasilnya lho…
Keterbatasan adalah :
1. Jalur air radiator; yamaha jupiter mx memiliki
keunggulan sistem liquid cooled ( pendingin air ) sehingga kepala silinder
mampu menerima kompresi hingga mendekati angka 11 : 1. Bandingkan dengan motor
konvensional lainnya yang monoton bermain di 9 : 1. Jalur di kepala silinder
ikut bersirkulasi di area blok cylinder, menjadikan dinding piston sangat
dingin, efisiensi termal lebih bagus menjadikan komponen awet. Nah, ketika bore
up, ketelitian pengaturan silinder wajib untuk mencegah kebocoran air radiator
kedalam silinder setelah bore up.
2. Diacil Cylinder : Liner penampung piston berupa
leburan alumunium dengan lapisan silicon, memberikan gesekan lebih minimum,
setidaknya lebih baik dari liner konvensional. Sayangnya, blok silinder tipe
ini tidak bisa di corter, ataupun dipakai untuk bore up! Kalaupun bore up harus
mengganti dengan silinder tipe konvensional yang umum dipakai di motor-motor
lain. Toh, motor sekapasitas tiger (200 cc) atau bahkan scorpio (225 cc) juga
masih pakai liner tipe konvensional dan oke – oke aja…
Ada banyak pilihan tenaga …
kop silinder khusu bore up :: RAT MOTORSPORT ::
Bore Up yamaha jupiter mx 150 cc
Ini adalah pilihan pemula , alias bore up “biasa” ,
dengan mengubah konfigurasi piston lebih besar menjadi 57mm, maka ketemu
perkalian kapasitas mesin 149,78 cc. Yah beti lah, beda-beda tipis hehehe… cuma
15 cc.
Bore up paling aman, ga beresiko, pakai cylinder block
set milik yamaha vixion. Istilah orang jaman sekarang Plug N Play, bayar
langsung goyang, hahahahaha … apaaa coba?!?
Lari motor? Kok ya gitu-gitu aja… kalau tidak
diimbangi modifikasi yang benar. Permasalahan utama, ternyata piston vixion
tipe cekung permukaannya, jadi kompresi bukannya naik, malah turun… hehehe..
cape de..
Pakai blok bore up aftermarket untuk 150cc ? Cari yang
piston flat ukuran 58,5 mm, itu ketemu kapasitas mesin 155 cc. Lumayan lah buat
tarik-tarikan stop n go. Cek ulang clearances antara piston dengan dinding
liner. Imbangan porting dan camshaft diperlukan.
Bore up pakai piston thunder…? Pikir 4 kali…
BORE UP ekstrem :: MX PISTON SCORPIO :: RAT
Bore Up Yamaha Jupiter MX 165 cc
Banyak opsi menawarkan blok mx bore up 165 cc, apalagi
dulu, sudah jadi primadona blok dari thailand menyerbu pasaran, tips membeli
blok bore up ini kudu 1 set dengan : Blok , piston, ring, pen, clip, dan gasket
cylinder head serta blok.
Pengecekan juga masih diperlukan meniliki kerenggangan
piston terhadap liner. Memberi tambahan ekstra jalur oli di dinding piston layaknya
piston izumi.
Di tahap ini perhatikan betul masalah KOMPRESI, kubah ruang bakar jupiter mx tidak lebih
dari 11 cc, artinya : perhatikan betul deck clearances piston, serta ketebalan
paking cylinder head. Cylinder head bekas yang sudah terpasang memiliki
ketebalan 0,4 mm, artinya menambah sumbangan 1.13 cc. Agar aman dipakai harian,
kompresi harus kembali di kisaran 11 : 1.
caranya , masukkan ke rumus RK = V1 / V2 + 1.
11 = 165/v2 + 1
10 = 165/v2
v2 = 165 / 10.
v2 = 16.5 cc.
Nah, kekurangan 4cc ini bisa dibantu dari deck
clearance, jaga agar piston memendam tidak kurang dari 1 milimeter dari bibir
blok. Selain mesin lebih aman, tidak mudah jebol, getaran pada mesin lebih
minim, suara mesin adem.
Penyesuaian Porting , Noken as, penggantian suplai
karburator, knalpot, disini sangat diperlukan.
Karburator full REAMER untuk mesin BORE UP!
Bore Up Yamaha Jupiter MX 175 cc.
Piston FU bisa dipakai untuk bahan modifikasi jupiter
MX, dengan menyesuaikan ulang pin piston, mengatur ulang ketinggian piston dan menambah
paking cylinder block alumunium setebal hampir 2 milimeter, membuat modifikasi
menggunakan piston fu cukup rumit dilakukan.
Cara lebih praktis bisa memakai forged piston aplikasi
merk TDR. Diameter 62 milimeter, piston lebih ringan, hmm… menggairahkan untuk
melontarkan kruk as di dalam mesin yamaha MX.
Pastikan engineer sudah sering melakukannya, karena
resiko kebocoran akan terjadi jika salah menentukan tebal liner yang dipakai,
serta kepresisian saat diatas meja bubut harus tepat persis kembali ke posisi
standard bawaan motor.
Mau praktis? Bisa pesan blok mx 175 cc
Kita siap membantu. Lebih sempurna lagi, kirim cylinder head
dan blok set, kita tata ulang semua disini. Mangstab…!!! Perbedaan 30 % volume
silinder menjadikan mx super beringas melaju di jalanan
Bore Up Yamaha Jupiter MX 185 cc
Piston tiger merk BM1 bisa dipakai, keunggulannya
diameter extra besar namun pin piston masih sama dengan MX jika di daerah
surabaya, bisa didapatkan pada bengkel SAM MOTOR,
di bilangan Panjang Jiwo.
Perlu diperhatikan ketika memakai piston-piston tipe
umum, jarak top piston dari pinion harus dihitung tepat dalam mengatur deck
clearances. Kemudian panjang piston, harus benar-benar aman tidak menumbur
daun kruk as.
Ketebalan liner tetap menjadi kunci keawetan kinerja
mesin. Minimum ketebalan liner 2,5 milimeter. Atau diameter liner umumnya
memakai 71 milimeter. Memakai liner diesel adalah pilihan bijak meski harganya
sedikit mahal.
blok 200 cc jupiter mx ::R A T ::
Bore Up Yamaha Jupiter MX 200 cc.
Bore up paling eksotis di tahun 2011, dan yang paling
menyenangkan bagi kita. Telah beberapa motor mx harian kita desain menjadi 200
cc dengan piston berdiameter 65 milimeter. Pilihan jatuh kepada piston
bm1, atau lebih praktis memakai blok x1r japan.
Set blok x1r memiliki keunikan jalur radiator di
bypass menggunakan selang-selang diluar blok yang meski tampak mengerikan tapi
asyik. Air radiator tetep nyala. Motor aman buat jalan-jalan keliling
indonesia…
Kompresi meningkat , kapasitas raksasa, karburator
gambot, knalpot free flow, camshaft hi-lifter, apalagi diimbangi katub besar…!!
Bayangkan sensasi performa motormu sekali seumur hidup , memiliki kendaraan mx
yang luar biasa nikmat tenaganya
Hanya pria sejati yang berani, dan penasaran mencoba untuk ber
ekspresi lebih dan lebih lagi…
Kalau yang ini STROKE UP + BORE UP ala RAT 300cc
Perjalanan tahun 2011 masih panjang, dan kita masih
ingin berbagi-bagi cerita pembelajaran kita dalam modifikasi mesin, alangkah
indahnya anda kita bisa bersatu dan saling bertukar pikiran, silahkan main-main
ke padepokan RAT untuk silaturahmi.
Inilah riset kami, memang riset itu membutuhkan waktu,
sementara seiring berjalannya waktu pasti mengeluarkan banyak biaya, hanya
dengan ilmu pengetahuan lah kita bisa mempersingkat riset, waktu dan biaya
sehingga menjadi murah-meriah kencang…
Posted in bore up dengan kaitan (tags) Blok
Silinder, Galur, Jakarta
Pusat, Kawahara, LHK, piston, Spek
Bore-up, TDR, Thailand, Yamaha
Mio on Juli 18,
2011 by @n.jr RSG
Beberapahari yang lalu mampir ke racing shop milik
seorang teman di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Eh, disana ada blok bore-up
untuk Yamaha Mio. Tapi yang satu ini berbeda, bukan hanya plug n play untuk
bore-up, tapi juga siap stroke-up!
Kalo cuma blok silinder bore-up, dipasaran sudah
banyak banget pilihannya dan tinggal pasang tanpa perlu repot ubah sana-sini.
Biasanya dikenal dengan istilah plug n play. Ukuran dan mereknya pun
macam-macam. Ada merek TDR, Kawahara, LHK hingga yang tanpa merek pun juga ada.
Tapi yang P2R temukan ini blok yang punya fungsi untuk
bore-up alias tambah volume silinder dan siap dipakai untuk Mio yang ingin
stroke-up.
Setiap stroke up atau memperpanjang langkah piston
pasti mengharuskan penambahan paking tebal di blok silinder bagian bawah.
Dengan blok ini enggak perlu lagi repot menambah paking. Karena tingginya beda
dengan blok standar.
Panjang blok silinder versi bore-up plus
stroke-up ini sudah 80mm, padahal standar Mio cuma 72mm. Wah, bisa
stroke-up hingga 8 mm bro…!!! Trus kalau kepanjangan gimana dong?
Kata Robert Chong, tinggal papas saja bawahnya. Robert
Chong ini pemilik racing shop Global Motorindo yang mengaku membawa blok
silinder tanpa merek ini langsung dari Thailand.
Sedang diameter boring-nya ada tiga pilihan: 62mm,
67mm dan 68mm. Harganya lumayan mahal loh, dijual Rp 1,1 juta. Kalau minat
datang aja ke speedshop Global Motorindo Jl.Let Jen Suprapto no.60, Galur,
Jakarta Pusat.
Monggo bro dijajal….!!!
Join with Social Media Proud2Ride:
Posted in bore up dengan kaitan (tags) 350
cc, bore
up, CVT, TDR, volume
ruang bakar, Yamaha
Mio on Juli 18,
2011 by @n.jr RSG
Jakarta - Yamaha Mio memang terkenal skutik serba
bisa. Dapur pacunya bisa dibore-up gede. Tidak seperti skutik lain yang punya
batasan bore-up maksimum yang lebih kecil. Mio bisa sampai 350 cc lo.
Sayangnya
bila menerapkan volume ruang bakar gede, ada konsekuensi yang harus dihadapi.
Sebab umumnya pembesaran kapasitas berdampak tekanan kompresi ikut tinggi.
Sehingga butuh motor starter yang kuat memutar kruk as bila masih tetap mau
memfungsikan starter elektrik.
Itu pun
masih ada risikonya lagi. “Banyak kasus pada Mio bore-up yang masih pakai
starter elektrik, gigi starternya (idle gear) pada rontok (gbr.1),” bilang
Benny Rahmawan dari bagian R&D PT Mitra2000 di kawasan Lodan Center, Ancol,
Jakut sambil menunjukkan komponen dimaksud dari Mio bore-up drag bike milik
Mitra2000.
“Beberapa kali kasus yang sama juga pernah terjadi di
Mio konsumen kami yang mesinnya juga dibore-up 200–250 cc. Malah sampai 3 kali
ganti idle gear,” timpal Juffry, kru Mitra2000. Sepertinya, lanjut Benny dan
Juffry, gigi starter bawaan motor kekuatannya dirancang buat mesin standar atau
minimal yang naik cc-nya gak banyak.
Nah,
lantaran sering mendapati kejadian seperti itu, Mitra2000 akhinya coba
mengembangkan idle gear yang lebih kuat (gbr.2) untuk mesin-mesin bore-up gede.
Dilabel merek TDR dengan banderol Rp 175 ribu. “Saat ini sudah dipasarkan. Bisa
didapat di oulet-outlet TDR di mana saja,” promosi Benny.
Jadi, buat
Anda yang Mio-nya sudah dibore-up di atas 150 cc dan enggak mau mengalami gigi
starter rontok, boleh jajal produk TDR tersebut. Bentuknya dijamin sama persis
dengan bawaan motor. Sehingga untuk bongkar pasangnya sama kayak idle gear
bawaan pabrik.
Yakni
mula-mula tanggal cover CVT. Namun sebelumnya tanggalkan dulu cover bodi di
bagian samping kiri dek serta foot step sebelah kiri . “Peralatan yang
dibutuhkan antara lain kunci T-8 mm, T-12 mm dan obeng kembang,” tukas Cece
Hermawan, mekanik bengkel Mitra2000.
Setelah
cover CVT lepas, selanjutnya copot puli primer. Bila sulit mengerjakan sendiri,
bisa minta bantuan bengkel yang punya peralatan lengkap. Karena untuk mencopot
mur pengancing puli itu, harus pakai tracker buat menahan putaran puli atau
bisa langsung pakai impact drill (gbr.3).
Kelar puli
ditanggalkan, baru deh gigi starternya bisa dibongkar. Yakni dengan melepas
kedua baut pengancing pelat penahannya pakai kunci T-8 mm lebih dulu (gbr.4).
Lalu setelah itu tarik gigi starter keluar dan pasang lagi pakai idle gear
pengganti yang sudah disediakan.
Ingin performa harian Yamaha Mio semakin cihuy? Pasti
pada setuju, kalau cara yang paling tepat adalah melakukan bore up mesin. Hal
tersebut jadi solusi, soalnya sudah banyak juga yang jual paketan bore up 150
cc.
Tapi tahu enggak! Ternyata menaikkan cc mesin Mio jadi
pelego itu memiliki efek samping! “Kalau settingan dan sirkulasi pelumas gak
pas, mesin jadi cepat panas. Parahnya, seher bisa langsung ngancing atau malah
jebol.
Volume ruang bakar yang meningkat, butuh debit bensin
yang lebih banyak dari standarnya. Bila terlalu miskin, mesin jadi gampang
overheat.
Mau tau
pengecekan debit bensin yang pas? Lihat saja elektrode busi, bila warnanya
cokelat (gbr.1) dipastikan pembakarannya sesuai. Kalau berwarna putih berarti
miskin dan bila hitam maka debit bbm terlalu berlebih.
Cara
mendongkrak debit bensin, dengan menaikkan ukuran pilot dan main jet (gbr.2).
Dari pilot jet standar Mio 38 dengan main jet 110/105, maka kenaikannya cukup
1-2 step. “Pilot jet-nya jadi 40 dan main jetnya jadi 115/120,” tutur Ari.
Kompresi
Bicara kompresi, artinya menyinggung posisi TMA seher dan kepala silinder. Nah semakin dekat jarak tersebut, semakin besar pula perbandingan kompresinya.
Bicara kompresi, artinya menyinggung posisi TMA seher dan kepala silinder. Nah semakin dekat jarak tersebut, semakin besar pula perbandingan kompresinya.
“Dengan
kodisi seperti ini, tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar beroktan
rendah seperti Premium. Minimal pakai Pertamax,” ungkap Ari.
Bila
memaksakan pakai Premium, dikhawatirkan akan terjadi knocking alias ngelitik.
Pasalnya campuran bensin dan udara yang ada di blok silinder terbakar oleh
panas mesin dan bukan oleh api busi. Efeknya hampir sama seperti kekurangan
debit bensin yang bikin ruang bakar jadi kering.
Cara lain dengan menjauhkan jarak TMA piston dengan kepala silinder dengan memakai paking head tambahan (gbr.3) setebal 0,3 mm sehingga tekanan kompresi berkurang.
Oli mesin
Takaran oli mesin yang enggak sesuai, dapat menimbulkan panas mesin yang berlebih. Hal itu terjadi karena adanya gesekan antara komponen yang tak terlumuri oli. Jadi, energi kalor meningkat dan panas mesin ikut naik.
Takaran oli mesin yang enggak sesuai, dapat menimbulkan panas mesin yang berlebih. Hal itu terjadi karena adanya gesekan antara komponen yang tak terlumuri oli. Jadi, energi kalor meningkat dan panas mesin ikut naik.
Takaran oli
yang tidak sesuai bukan karena kelalaian pemiliknya. “Bisa jadi oli memuai!
Ingat! Berkurangnya additive dalam oli karena usia pakai, bisa menyebabkan
perubahan kekentalan oli. Nah semakin encer oli, cenderung semakin mudah pula
oli itu menguap,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar