Jumat, 16 November 2012

BORE-up Motor Drag



Posted in bore up dengan kaitan (tags) bore up, bore up fu 200cc, Noken as, porting, satria FU, scorpio on Agustus 19, 2011 by @n.jr RSG
Head multivalve apalagi suzuki satria fu, yang dibekali teknologi Double Over Headed Camshaft   alias 2 batang klep diatas kepala silinder, bubungan in terpisah dengan bubungan out,  adalah lompatan besar dalam dunia mesin motor indonesia. Jenjang karir bagi mekanik yang memahami sistem DOHC, bisa jadi melompat menangani mesin-mesin mobil.
Belajarnya pun, kita harus bertolak kepada tuner mobil, salah satu anutan yang dipakai oleh RAT adalah, Bill Sherwood dari Sidney Australia. Beliau menerangkan bahwasanya head dengan jumlah klep inlet maupun out ganda , memiliki beberapa keunggulan, dibanding head konvensional.
  1. Mengurangi beban dan tenaga yang hilang akibat gesekan, utamanya di retainer set atau camshaft follower.Rocker-arm dan perangkatnya adalah kerugian, karena untuk membuka klep, noken as masih harus dimakelari oleh perangkat lain. Bandingkan dengan head satria fu, noken as bekerja mengontrol langsung buka dan tutup klep, tidak ada perantara, minim beban gesek. Artinya bisa kamu lihat , suzuki satria fu dengan mudahnya menarikan jarum tachometer ke belasan ribu RPM. Pernah lihat grand standard seperti itu.
  2. Kebutuhan pir klep yang lebih lembut. Dengan berat massa klep yang relatif lebih ringan, batang klep fu ber-diameter 4,5 milimeter , dibandingkan megapro berdiameter 5,5 milimeter. Payung klep fu hanya 22 milimeter, dibandingkan megapro 31 milimeter. Berat dari klep ini sendiri adalah kerugian, untuk mengembalikan klep pada kedudukannya, megapro membutuhkan pir klep lebih keras, sedangkan fu cukup dengan pir klep relatif lembut. Kinerja mesin berputar menjadi ringan, akselerasi tidak diragukan lagi = yahud!
  3. Nafas. Ini ada hubungannya dengan valve curtain area, atau luasan saat klep terbuka, rata-rata multiklep memiliki flow 20 % lebih baik daripada yang klep tunggal. More FLOW = More POWER!
Dasarnya suzuki satria FU memang sudah lumayan kencang, tapi kalau jiwa dan imaji kalian lebih dari itu.
Seperti salah satu ide untuk membangun motor harian kencang, adalah dengan BORE UP!
Jangan jadi banci dengan main tanggung, instalasi piston scorpio adalah pilihan tepat, kapasitas mesin melonjak menjadi 200 centi cubic. Kenapa ga stroke up? Dengan tetap mengandalkan langkah standard, kita masih bisa meneriakkan mesin FU dengan keras di RPM tinggi!! Dasar argumentasinya ada di teori yang bernama : Piston Speed.
yuk kita hitung, langkah fu 48,8 milimeter dikonversi dalam inches , menjadi 1,921 , anggap saja kita ingin mesin mampu teriak hingga 12.000 RPM. Maka hasil perkaliannya adalah 3.842  fpm. Mesin modern biasanya memiliki limit kinerja mesin di kisaran 4,000 fpm. Jadi sadarlah, 12,000 fpm adalah limitasi aman untuk kinerja kruk as dan part-lainnya. Mesin awet itu berasal dari mekanik yang cerdas dan pemilik motor yang menurut, jadi ketika keliling Indonesia naik fu bore up – cukup oper gigi di 11,000 RPM lah paling tinggi, dijamin aman selama seluruh penataan benar.
Untuk balap? Lain lagi, mesin fu bisa dipaksa untuk teriak hingga 13,000 RPM lebih, apalagi mesin balap drag… hanya saja yang perlu kita tahu, dalam balap -selesai event mesin kita bongkar dan dievaluasi ulang, part-part apa yang perlu diganti jadi kelihatan, bukan menunggu rusak dan jebol.
Porting head adalah penentu utama apakah mesin sanggup teriak hingga belasan ribu RPM atau tidak. Meningkatkan aliran udara berarti meningkatkan performa mesin. Tidak semua bagian pada porting diambil oleh pisau tuner, bagian-bagian tertentu dengan kelokan tidak rata, dan area yang bumpy menjadi konsentrasi utama.
Pengaturan kompresi saat bore up menjadi kuncian, negosiasi antara tenaga dan bahan-bakar yang harus dipakai menjadi topik pembicaraan antara mekanik dan pemilik motor. Untuk dipakai sehari-hari penting untuk menjaga kompresi tidak terlampau tinggi dari desain pabrikan, untuk menjaga keawetan spare-part.
Lift noken as sepeti di atas cukup ditinggikan 1 milimeter dari standard, durasi dibuka di kisaran 288 derajat, untuk lebih memberi banyak tenaga pada mesin. Durasi lebih besar berarti banyak bahan-bakar masuk ke dalam silinder, hal ini membutuhkan penyesuaian waktu penyalaan busi lebih maju, maka cdi REXTOR adjustable didaulat untuk menyelaraskan pembakaran. Pengkabut bahan-bakar dibantu dari moncong keihin pe28 yang sudah direamer 3 milimeter agar tidak terjadi jelaga dalam transfer tenaga hingga RPM tinggi. Kampas kopling suzuki RGR dan pir kopling suzuki smash menjadi andalan penghantar daya anti selip. Knalpot dengan pipa multi taper menggeser knalpot standard, apa yang bisa dipertahankan mungkin hanyalah tabung silincer standard, namun dalaman haruslah dimodifikasi ulang untuk meningkatkan tenaga.
Posted in bore up dengan kaitan (tags) bore up, piston Suzuki Smash, Yamaha Mio on Juli 29, 2011 by @n.jr RSG
Untuk harian, bore-up nggak perlu beli yang racing-racingan. Asal tenaga naik, motor lumayan ngibrit dengan modal irit. Bagi, pengguna Yamaha Mio, silakan tiru cara ini.. Manfaatkan piston Suzuki Smash, naik bore jadi 53,5 mm. Biaya nggak banyak, tapi tenaga maksimal.
Aslinya kan bore x stroke Mio = 50 x 57,9 mm. Jadi, secara langsung, mengubah bore jadi 53,5 mm, kapasitas jadi naik lebih dari 120 cc,Tapi, tentu nggak langsung pasang. Pertama, musti gedein blok dengan bubut liner dulu agar piston 53,5 mm bisa masuk. Tidak perlu ganti boring, cukup dikorter.
Lalu, bubut lubang pin 1 mm. Karena, pin setang piston punya Mio kan 15 mm. Sementara, bawaan piston Smash punyalubang hanya 14 mm. “Jangan lupa minta juga ke tukang bubut untuk bikin got buat klip atau spi setang piston. Juga jangan lupa untuk minta agar tinggi piston disesuaikan. Aslinya, di piston Smash jarak dari ring ketiga ke pantat piston 31 mm. “Nah, papas bagian bawah sampai nyaris rata.
Jarak ke ring paling bawah jadinya hanya 22,5 mm. Enggak perlu utak-atik kepala piston atau dome, juga ubah kepala silinder. “Karena diameter dalam squish piston Smash sekitar 44,7 mm. Nah, di head asli Mio sampai 50 mm. Jadi mendem, deh. Enggak bakal nabrak
Sekarang ngomongin biaya? Piston Smash satu set berikut ring cuma di kisaran harga Rp 98 ribuan. Biaya bubut paling nggak sampai Rp 100 ribu. “Yang sudah jadi juga ada. ”Dibanderol Rp 300 ribu.
Posted in bore up dengan kaitan (tags) bore up, jr, MX, Yamaha on Juli 19, 2011 by @n.jr RSG
Bersyukur kita masih bisa bergembira berbagi ceria dalam memodifikasi mesin motor, kali ini Bore Up menjadi tema utama modifikasi di RAT pada tahun 2011, motor harian yang standardnya ber-piston kecil, kita ubah menjadi silinder raksasa, kapasitas membengkak namun tetap minum premium, irit, awet, kencang, yah semua persyaratan motor standard harus ada lah   Karena kita semakin dipercaya mengerjakan mx kencang, maka saatnya berbagi, inilah riset kita . . .
Mendongkrak tenaga motor yamaha jupiter mx 135cc itu sangat menyenangkan dan mudah! Dari basic dasar kruk as yang mengusung langkah panjang, jarak baut tanam yang berjauhan, radius lubang crankase lebar, menjadikan urusan mendongkrak mx menjadi kencang itu urusan mudah, tapi ingat — beda tangan yang menangani pasti beda hasilnya lho…
Keterbatasan adalah :
1. Jalur air radiator; yamaha jupiter mx memiliki keunggulan sistem liquid cooled ( pendingin air ) sehingga kepala silinder mampu menerima kompresi hingga mendekati angka 11 : 1. Bandingkan dengan motor konvensional lainnya yang monoton bermain di 9 : 1. Jalur di kepala silinder ikut bersirkulasi di area blok cylinder, menjadikan dinding piston sangat dingin, efisiensi termal lebih bagus menjadikan komponen awet. Nah, ketika bore up, ketelitian pengaturan silinder wajib untuk mencegah kebocoran air radiator kedalam silinder setelah bore up.
2. Diacil Cylinder : Liner penampung piston berupa leburan alumunium dengan lapisan silicon, memberikan gesekan lebih minimum, setidaknya lebih baik dari liner konvensional. Sayangnya, blok silinder tipe ini tidak bisa di corter, ataupun dipakai untuk bore up! Kalaupun bore up harus mengganti dengan silinder tipe konvensional yang umum dipakai di motor-motor lain. Toh, motor sekapasitas tiger (200 cc) atau bahkan scorpio (225 cc) juga masih pakai liner tipe konvensional dan oke – oke aja…
Ada banyak pilihan tenaga …
kop silinder khusu bore up :: RAT MOTORSPORT ::
Bore Up yamaha jupiter mx 150 cc
Ini adalah pilihan pemula , alias bore up “biasa” , dengan mengubah konfigurasi piston lebih besar menjadi 57mm, maka ketemu perkalian kapasitas mesin 149,78 cc. Yah beti lah, beda-beda tipis hehehe… cuma 15 cc.
Bore up paling aman, ga beresiko, pakai cylinder block set milik yamaha vixion. Istilah orang jaman sekarang Plug N Play, bayar langsung goyang, hahahahaha … apaaa coba?!?
Lari motor? Kok ya gitu-gitu aja… kalau tidak diimbangi modifikasi yang benar. Permasalahan utama, ternyata piston vixion tipe cekung permukaannya, jadi kompresi bukannya naik, malah turun… hehehe.. cape de..
Pakai blok bore up aftermarket untuk 150cc ? Cari yang piston flat ukuran 58,5 mm, itu ketemu kapasitas mesin 155 cc. Lumayan lah buat tarik-tarikan stop n go. Cek ulang clearances antara piston dengan dinding liner. Imbangan porting dan camshaft diperlukan.
Bore up pakai piston thunder…? Pikir 4 kali…
BORE UP ekstrem :: MX PISTON SCORPIO :: RAT
Bore Up Yamaha Jupiter MX 165 cc
Banyak opsi menawarkan blok mx bore up 165 cc, apalagi dulu, sudah jadi primadona blok dari thailand menyerbu pasaran, tips membeli blok bore up ini kudu 1 set dengan : Blok , piston, ring, pen, clip, dan gasket cylinder head serta blok.
Pengecekan juga masih diperlukan meniliki kerenggangan piston terhadap liner. Memberi tambahan ekstra jalur oli di dinding piston layaknya piston izumi.
Di tahap ini perhatikan betul masalah KOMPRESI, kubah ruang bakar jupiter mx tidak lebih dari 11 cc, artinya : perhatikan betul deck clearances piston, serta ketebalan paking cylinder head. Cylinder head bekas yang sudah terpasang memiliki ketebalan 0,4 mm, artinya menambah sumbangan 1.13 cc. Agar aman dipakai harian, kompresi harus kembali di kisaran 11 : 1.
caranya , masukkan ke rumus RK = V1 / V2 + 1.
11 = 165/v2 + 1
10 = 165/v2
v2 = 165 / 10.
v2 = 16.5 cc.
Nah, kekurangan 4cc ini bisa dibantu dari deck clearance, jaga agar piston memendam tidak kurang dari 1 milimeter dari bibir blok. Selain mesin lebih aman, tidak mudah jebol, getaran pada mesin lebih minim, suara mesin adem.
Penyesuaian Porting , Noken as, penggantian suplai karburator, knalpot, disini sangat diperlukan.
Karburator full REAMER untuk mesin BORE UP!
Bore Up Yamaha Jupiter MX 175 cc.
Piston FU bisa dipakai untuk bahan modifikasi jupiter MX, dengan menyesuaikan ulang pin piston, mengatur ulang ketinggian piston dan menambah paking cylinder block alumunium setebal hampir 2 milimeter, membuat modifikasi menggunakan piston fu cukup rumit dilakukan.
Cara lebih praktis bisa memakai forged piston aplikasi merk TDR. Diameter 62 milimeter, piston lebih ringan, hmm… menggairahkan untuk melontarkan kruk as di dalam mesin yamaha MX.
Pastikan engineer sudah sering melakukannya, karena resiko kebocoran akan terjadi jika salah menentukan tebal liner yang dipakai, serta kepresisian saat diatas meja bubut harus tepat persis kembali ke posisi standard bawaan motor.
Mau praktis? Bisa pesan blok mx 175 cc Kita siap membantu. Lebih sempurna lagi, kirim cylinder head dan blok set, kita tata ulang semua disini. Mangstab…!!! Perbedaan 30 % volume silinder menjadikan mx super beringas melaju di jalanan
Bore Up Yamaha Jupiter MX 185 cc
Piston tiger merk BM1 bisa dipakai, keunggulannya diameter extra besar namun pin piston masih sama dengan MX jika di daerah surabaya, bisa didapatkan pada bengkel SAM MOTOR, di bilangan Panjang Jiwo.
Perlu diperhatikan ketika memakai piston-piston tipe umum, jarak top piston dari pinion harus dihitung tepat dalam mengatur deck clearances. Kemudian panjang piston, harus benar-benar aman tidak menumbur daun kruk as.
Ketebalan liner tetap menjadi kunci keawetan kinerja mesin. Minimum ketebalan liner 2,5 milimeter. Atau diameter liner umumnya memakai 71 milimeter. Memakai liner diesel adalah pilihan bijak meski harganya sedikit mahal.
blok 200 cc jupiter mx ::R A T ::
Bore Up Yamaha Jupiter MX 200 cc.
Bore up paling eksotis di tahun 2011, dan yang paling menyenangkan bagi kita. Telah beberapa motor mx harian kita desain menjadi 200 cc dengan piston berdiameter 65 milimeter.  Pilihan jatuh kepada piston bm1, atau lebih praktis memakai blok x1r japan.
Set blok x1r memiliki keunikan jalur radiator di bypass menggunakan selang-selang diluar blok yang meski tampak mengerikan tapi asyik. Air radiator tetep nyala. Motor aman buat jalan-jalan keliling indonesia…
Kompresi meningkat , kapasitas raksasa, karburator gambot, knalpot free flow, camshaft hi-lifter, apalagi diimbangi katub besar…!! Bayangkan sensasi performa motormu sekali seumur hidup , memiliki kendaraan mx yang luar biasa nikmat tenaganya Hanya pria sejati yang berani, dan penasaran mencoba untuk ber ekspresi lebih dan lebih lagi…
Kalau yang ini STROKE UP + BORE UP ala RAT 300cc
Perjalanan tahun 2011 masih panjang, dan kita masih ingin berbagi-bagi cerita pembelajaran kita dalam modifikasi mesin, alangkah indahnya anda kita bisa bersatu dan saling bertukar pikiran, silahkan main-main ke padepokan RAT untuk silaturahmi.
Inilah riset kami, memang riset itu membutuhkan waktu, sementara seiring berjalannya waktu pasti mengeluarkan banyak biaya, hanya dengan ilmu pengetahuan lah kita bisa mempersingkat riset, waktu dan biaya sehingga menjadi murah-meriah kencang…
Posted in bore up dengan kaitan (tags) Blok Silinder, Galur, Jakarta Pusat, Kawahara, LHK, piston, Spek Bore-up, TDR, Thailand, Yamaha Mio on Juli 18, 2011 by @n.jr RSG
Beberapahari yang lalu mampir ke racing shop milik seorang teman di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Eh, disana ada blok bore-up untuk Yamaha Mio. Tapi yang satu ini berbeda, bukan hanya plug n play untuk bore-up, tapi juga siap stroke-up!
Kalo cuma blok silinder bore-up, dipasaran sudah banyak banget pilihannya dan tinggal pasang tanpa perlu repot ubah sana-sini. Biasanya dikenal dengan istilah plug n play. Ukuran dan mereknya pun macam-macam. Ada merek TDR, Kawahara, LHK hingga yang tanpa merek pun juga ada.
Tapi yang P2R temukan ini blok yang punya fungsi untuk bore-up alias tambah volume silinder dan siap dipakai untuk Mio yang ingin stroke-up.
Setiap stroke up atau memperpanjang langkah piston pasti mengharuskan penambahan paking tebal di blok silinder bagian bawah. Dengan blok ini enggak perlu lagi repot menambah paking. Karena tingginya beda dengan blok standar.
Panjang blok silinder versi bore-up plus stroke-up  ini sudah 80mm, padahal standar Mio cuma 72mm. Wah, bisa stroke-up hingga 8 mm bro…!!! Trus kalau kepanjangan gimana dong?
Kata Robert Chong, tinggal papas saja bawahnya. Robert Chong ini pemilik racing shop Global Motorindo yang mengaku membawa blok silinder tanpa merek ini langsung dari Thailand.
Sedang diameter boring-nya ada tiga pilihan: 62mm, 67mm dan 68mm. Harganya lumayan mahal loh, dijual Rp 1,1 juta. Kalau minat datang aja ke speedshop Global Motorindo Jl.Let Jen Suprapto no.60, Galur, Jakarta Pusat.
Monggo bro dijajal….!!!
Join with Social Media Proud2Ride:
Fan Page FB = meymey84@rocketmail.com
Follow Twitter @MrSiswantohadi
Posted in bore up dengan kaitan (tags) 350 cc, bore up, CVT, TDR, volume ruang bakar, Yamaha Mio on Juli 18, 2011 by @n.jr RSG
Jakarta - Yamaha Mio memang terkenal skutik serba bisa. Dapur pacunya bisa dibore-up gede. Tidak seperti skutik lain yang punya batasan bore-up maksimum yang lebih kecil. Mio bisa sampai 350 cc lo.
Sayangnya bila menerapkan volume ruang bakar gede, ada konsekuensi yang harus dihadapi. Sebab umumnya pembesaran kapasitas berdampak tekanan kompresi ikut tinggi. Sehingga butuh motor starter yang kuat memutar kruk as bila masih tetap mau memfungsikan starter elektrik.
Itu pun masih ada risikonya lagi. “Banyak kasus pada Mio bore-up yang masih pakai starter elektrik, gigi starternya (idle gear) pada rontok (gbr.1),” bilang Benny Rahmawan dari bagian R&D PT Mitra2000 di kawasan Lodan Center, Ancol, Jakut sambil menunjukkan komponen dimaksud dari Mio bore-up drag bike milik Mitra2000.
“Beberapa kali kasus yang sama juga pernah terjadi di Mio konsumen kami yang mesinnya juga dibore-up 200–250 cc. Malah sampai 3 kali ganti idle gear,” timpal Juffry, kru Mitra2000. Sepertinya, lanjut Benny dan Juffry, gigi starter bawaan motor kekuatannya dirancang buat mesin standar atau minimal yang naik cc-nya gak banyak.
Nah, lantaran sering mendapati kejadian seperti itu, Mitra2000 akhinya coba mengembangkan idle gear yang lebih kuat (gbr.2) untuk mesin-mesin bore-up gede. Dilabel merek TDR dengan banderol Rp 175 ribu. “Saat ini sudah dipasarkan. Bisa didapat di oulet-outlet TDR di mana saja,” promosi Benny.
Jadi, buat Anda yang Mio-nya sudah dibore-up di atas 150 cc dan enggak mau mengalami gigi starter rontok, boleh jajal produk TDR tersebut. Bentuknya dijamin sama persis dengan bawaan motor. Sehingga untuk bongkar pasangnya sama kayak idle gear bawaan pabrik.
Yakni mula-mula tanggal cover CVT. Namun sebelumnya tanggalkan dulu cover bodi di bagian samping kiri dek serta foot step sebelah kiri . “Peralatan yang dibutuhkan antara lain kunci T-8 mm, T-12 mm dan obeng kembang,” tukas Cece Hermawan, mekanik bengkel Mitra2000.
Setelah cover CVT lepas, selanjutnya copot puli primer. Bila sulit mengerjakan sendiri, bisa minta bantuan bengkel yang punya peralatan lengkap. Karena untuk mencopot mur pengancing puli itu, harus pakai tracker buat menahan putaran puli atau bisa langsung pakai impact drill (gbr.3).
Kelar puli ditanggalkan, baru deh gigi starternya bisa dibongkar. Yakni dengan melepas kedua baut pengancing pelat penahannya pakai kunci T-8 mm lebih dulu (gbr.4). Lalu setelah itu tarik gigi starter keluar dan pasang lagi pakai idle gear pengganti yang sudah disediakan.
Posted in bore up dengan kaitan (tags) an'jahirds, bore up, Mio on Juli 17, 2011 by @n.jr RSG
Ingin performa harian Yamaha Mio semakin cihuy? Pasti pada setuju, kalau cara yang paling tepat adalah melakukan bore up mesin. Hal tersebut jadi solusi, soalnya sudah banyak juga yang jual paketan bore up 150 cc.
Tapi tahu enggak! Ternyata menaikkan cc mesin Mio jadi pelego itu memiliki efek samping! “Kalau settingan dan sirkulasi pelumas gak pas, mesin jadi cepat panas. Parahnya, seher bisa langsung ngancing atau malah jebol.
Volume ruang bakar yang meningkat, butuh debit bensin yang lebih banyak dari standarnya. Bila terlalu miskin, mesin jadi gampang overheat.
Mau tau pengecekan debit bensin yang pas? Lihat saja elektrode busi, bila warnanya cokelat (gbr.1) dipastikan pembakarannya sesuai. Kalau berwarna putih berarti miskin dan bila hitam maka debit bbm terlalu berlebih.
Cara mendongkrak debit bensin, dengan menaikkan ukuran pilot dan main jet (gbr.2). Dari pilot jet standar Mio 38 dengan main jet 110/105, maka kenaikannya cukup 1-2 step. “Pilot jet-nya jadi 40 dan main jetnya jadi 115/120,” tutur Ari.
Kompresi
Bicara kompresi, artinya menyinggung posisi TMA seher dan kepala silinder. Nah semakin dekat jarak tersebut, semakin besar pula perbandingan kompresinya.
“Dengan kodisi seperti ini, tidak dianjurkan untuk menggunakan bahan bakar beroktan rendah seperti Premium. Minimal pakai Pertamax,” ungkap Ari.
Bila memaksakan pakai Premium, dikhawatirkan akan terjadi knocking alias ngelitik. Pasalnya campuran bensin dan udara yang ada di blok silinder terbakar oleh panas mesin dan bukan oleh api busi. Efeknya hampir sama seperti kekurangan debit bensin yang bikin ruang bakar jadi kering.

Cara lain dengan menjauhkan jarak TMA piston dengan kepala silinder dengan memakai paking head tambahan (gbr.3) setebal 0,3 mm sehingga tekanan kompresi berkurang.
Oli mesin
Takaran oli mesin yang enggak sesuai, dapat menimbulkan panas mesin yang berlebih. Hal itu terjadi karena adanya gesekan antara komponen yang tak terlumuri oli. Jadi, energi kalor meningkat dan panas mesin ikut naik.
Takaran oli yang tidak sesuai bukan karena kelalaian pemiliknya. “Bisa jadi oli memuai! Ingat! Berkurangnya additive dalam oli karena usia pakai, bisa menyebabkan perubahan kekentalan oli. Nah semakin encer oli, cenderung semakin mudah pula oli itu menguap,”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar